Penyakit Misterius
Tahun ini adalah lebaran pertama kita boleh mudik, berkumpul dengan kerabat dan sanak saudara serta handai taulan untuk merayakan Idul Fitri, setelah dua tahun yang lalu kita prihatin dengan badai tsunami dengan varian PSBB, PPKM yang berlevel-level. Lebaran sekarang pun dengan tetap menerapkan prokes longgar karena Covid-19 belum sepenuhnya usai namun kasusnya hanya melandai. Namun, belum lagi lebaran usai merebak kabar mengejutkan di media sosial atau media online terkait berita yang membuat prihatin karena kemunculan penyakit hepatitis akut yang misterius.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan RI, ada temuan tiga kasus kematian, diduga akibat hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Laporan tersebut menyusul ratusan kasus hepatitis misterius yang merebak di sejumlah negara.
Dari 12 negara yang ada, sejauh ini Indonesia merupakan satu-satunya negara di Kawasan Asia yang diserang. Hingga awal Mei 2022, tercatat telah tercatat 3 kasus hepatitis misterius di Indonesia yang meninggal dunia, semuanya adalah anak-anak, beralamat di DKI Jakarta..
Sedangkan 11 negara lainnya didominasi oleh negara-negara Eropa, yaitu Britania Raya (114 kasus), Spanyol (13 kasus), Israel (12 kasus), Denmark (6 kasus), Irlandia (5 kasus), Belanda (4 kasus), Italia (4 kasus), Prancis (12 kasus), Romania (1 kasus) dan Belgia (1 kasus) dan AS (9 kasus). Total sudah ada 170 kasus di seluruh dunia, dengan diperbolehkannya mobilitas lintas negara pasca melandainya kasus covid-19 tidak menutup kemungkinan kasus semakin bertambah.
Tadinya saya mengira berita hoax, namun ternyata valid dengan terbitnya SE Dirjen P2P No. HK.02.02-C-2515-2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut Yang Tidak Diketahui Etiologinya.
SE ini diterbitkan merupakan response cepat dari Pemerintah. Mungkin belajar dari tragedi Covid-19, yang semula diabaikan sehingga terlambat penanganannya berakibat terlambat pula penyelesaiannya, sementara di negara lain seperti kita ketahui telah bebas Covid-19. Saat ini kasus hepatitis akut masih diinvestigasi, sembari investigasi diupayakan, masyarakat RI diminta waspada namun tetap tenang. “Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi dalam laman resmi Kemenkes RI, Minggu (1/4/2022).
Hepatitis Akut itu Apa Sih?
Sesungguhnya hepatitis akut merupakan penyakit yang cukup umum ditemui di seluruh dunia. Gejala yang muncul dari kondisi ini kadang kala tidak terdeteksi, sehingga sering terabaikan. Istilah hepatitis akut digunakan untuk hepatitis yang sembuh dalam waktu kurang dari 6 (enam) bulan. Jika peradangannya terjadi lebih dari 6 (enam) bulan, penyakit ini tergolong kronis dan bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya, seperti sironis, kanker hati, atau gagal hati.
Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis Akut
Penyebab Hepatitis akut bisa oleh beberapa hal, namun umumnya hepatitis terjadi akibat adanya infeksi dari virus, diantaranya :
-
Virus Hepatitis
Virus yang menyebabkan hepatitis terbagi menjadi lima, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelima jenis hepatitis ini bisa menyebabkan hepatitis akut. Hepatitis A dan E yang akut bisa sembuh total dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sementara itu, hepatitis B, C, dan D biasanya berkembang menjadi hepatitis kronis, bahkan bisa menyebabkan komplikasi.
-
Minuman beralkohol
Hepatitis dapat pula terjadi karena adanya kerusakan pada jaringan hati akibat konsumsi alkohol yang berlebih yang disebut hepatitis alkoholik, dan biasanya ditandai dengan mual, rasa tidak enak badan, dan demam ringan.
Peradangan hati akibat kecanduan alkohol ini dapat berkembang menjadi sirosis apabila terus menerus. Kalau ingin sembuh penderita hepatitis alkoholik harus segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
-
Konsumsi Obat-obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam dosis yang berlebihan juga dapat menyebabkan peradangan organ. Diantara obat-obatan tersebut adalah paracetamol, aspirin, obat golongan sulfa, dan obat-obatan herbal.
Kasus ini jarang terjadi, namun hepatitis akibat konsumsi obat-obatan tidak boleh diabaikan karena bisa berujung pada gagal hati.
-
Perlemakan Hati
Perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah kondisi ketika organ hati menyimpan terlalu banyak lemak karena berat badan berlebih. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati dan meningkatkan risiko terjadinya banyak penyakit hati di kemudian hari. Kondisi ini biasanya tidak bergejala dan dapat membaik dengan menurunkan berat badan.
Selain penyebab di atas, sebagian kecil hepatitis akut juga dapat terjadi akibat sistem imun tubuh yang menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri. Kondisi ini disebut dengan hepatitis autoimun.
Gejala Hepatitis Akut
Hepatitis akut sering kali tidak menimbulkan gejala. Hal inilah yang menyebabkan banyak penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan fungsi hati. Namun, ada beberapa gejala umum yang dapat menandakan kondisi ini. Gejala hepatitis tersebut meliputi:
- Demam
- Kelelahan (lemas)
- Rasa tidak enak badan (malaise)
- Tidak nafsu makan
- Muntah
- Sakit perut
- Diare
- Penyakit kuning (bagian putih mata menguning)
- Urine berwarna lebih gelap
- Feses berwarna pucat (abu-abu)
- Kulit gatal-gatal
- Saat sudah memasuki fase hepatitis kronis, penderita mungkin akan mengalami gejala kerusakan hati, seperti pembengkakan pada perut (asites), penurunan berat badan, nyeri otot, mudah memar dan mengalami pendarahan, hingga hilang kesadaran.
Pencegahan
Mengingat hepatitis akut bisa timbul tanpa gejala dan bisa berkembang menjadi hepatitis kronis, penting bagi Anda untuk senantiasa melakukan pencegahan. Salah satunya adalah dengan mendapatkan vaksin hepatitis. Sejauh ini, vaksin hepatitis yang tersedia adalah vaksin hepatitis A dan vaksin hepatitis B.
Hepatitis akut juga bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit hepatitis, melaksanakan protokol kesehatan, membatasi atau menghindari konsumsi minuman beralkohol, menghindari penyalahgunaan obat terlarang, dan menggunakan kondom saat berhubungan intim.
Sikap kita
Dengan adanya berita yang berkembang masyarakat hendaknya tetap tenang, tidak panik, tidak menyebarkan berita hoax namun lebih meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pencegahan sejak dini.
Jika Anda mengalami gejala hepatitis akut yang telah dipaparkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh, sehingga penyebab hepatitis akut bisa diketahui dan ditangani.
Referensi :
- Alodokter; 2. com 3. Indozone, id; 4. Kemenkes RI. 5. Tribunnews.com